Contoh Hikayat – Kerajaan, Pendek, Lucu, Singkat Beserta Unsur Intrinsiknya
Contoh Hikayat – Untuk materi pembelajaran kali ini kita akan membahas mengenai contoh hikayat beserta dengan unsure intrinsiknya. Berikut ini penjelasannya simak dengan seksama ya.
Contoh Hikayat Pendek Beserta Dengan Penjelasan Unsur Instrinsiknya
Kisah berlaku di Gunung Mandi Angin yang dikuasai dan diperintah oleh seorang Raja yang bernama Raja Madong Bongsu. Sang Raja memiliki seorang putera yang lahir dengan penuh keajaiban karena apabila puteranya terjatuh di tikar maka tikar akan koyak, jika jatuh ke lantai maka lantai akan patah dan kemudia terjatuh di tabah yang kemudian diambil oleh Bidan Nan Tujuh.
Putera ini pun terlahir bersama sebilah pedang di tangan kanan dan juga sebilah telur yang ada di tangan kiri beserta dengan selaras senapang yang berada di bahu kanannya. Puteranya ini diberi nama Raja Donan dan dikenal pula dengan nama Awang Donan. Pada suatu hari Sang Raja memanggil Nujum Nan Tujuh ke Istana guna menilik nasib puteranya, apakah nasib baik atau buruk. Enam nujum telah memberikan penglihatannya jika sang putera kelak akan memberikan nasib buruk pada negeri Gunung Mandi Angin.
Kemudian Raja mempercayai tilikan ke enam Nujum Nan Bongsu dan ingin membunuh puteranya namun hal tersebut digagalkan oleh Temenggung Bendahara dan Mak Inang Tanda Pengasuh. Raja Donan pun dibawa dan diasuh oleh mereka berdua ke Pulau Sembilan. Waktu berlalu dan Raja Donan tumbuh menjadi remaja yang tangguh, suatu hari Raja Donan menebang Buluh untuk membuat seruling di tepi sungai namun seruling ini tidak bisa mengeluarkan suara merdu. Tiba – tiba muncul seekor gagak betina yang buta bersama anaknya ke tempat Raja Donan. Sang burung gagak betina berujar jika dia akan mengajari Raja Donan untuk membuat seruling asalkan Raja Donan bersedia memerikan anaknya kerak nasi. Raja Donan pun mengambil karak nasi dan memberikannya pada gagak dan memukul gagak dengan karak nasi, hasilnya gagak betina itu bisa melihat kembali dan sesuai dengan janji gagak tersebut kemudian mengajari Raja Donan membuat seruling. Sang gagak berkata untuk membuang buluh ke sungai dan mengambilnya kembali ke hulu sungai untuk dibuat menjadi seruling. Dengan saran dari burung gagak Raja Donan berhasil membuat seruling yang mengeluarkan suara merdu.
Pada suatu malam ketika Raja Donan memainkan serulingnya dia mendengar dentuman bedil dari arah negeri Gunung Angin Mandi. Mengetahui ayahannya terancam, Raja Donan meminta izin pada Temenggung Bendahara dan Mak Inang Tanda Pengasuh untuk menyelamatkan ayahannya. Setelah sampai di sana Raja Madong Bongsu, ayahannya Raja Donan telah kalah dari Raja Mambang Nan Tujuh setelah melakukan perlawanan sengit.
Setelah melihat ayahandanya meninggal, Raja Donan setuju untuk menjadi anak angkat dari Raja Mambang Nan Tujuh dan belajar seni beladiri darinya, ketika Raja Donan berhasil menguasai semua ilmu beladiri yang diajarkan oleh Raja Mambang Nan Tujuh, Raja Donan membunuh ayah angkatnya itu dan kembali ke Pulau Sembilan. Namun di perjalanan Raja Donan menghidupkan kembali ayahandanya dengan meletakkan mayat Raja Madong Bongsu di atas sebidang tikar putih dan kain putih dan kemudian berseru pada Allah S.W.T untuk membangkitkan asal usul keturunannya, sembari menaburkan beras putih sebanyak tiga kali dengan menggunakan lidi nyiur gading pada mayat ayahnya.
Raja Madong Bongsu akhirnya hidup kembali dan mengetahui bahwa anak yang hendak dibunuhnya yang telah menghidupkannya kembali. Raja Madong Bongsu pun menyesal dan ingin mencari puteranya ke Pulau Sembilan namun dia hanya menemukan tiga nelayan yang merupakan Rada Donan, Temenggung Bendahara dan Mak Inang Tanda Pengasuh yang sedang menyamar.
Raja Madong Bongsu kembali ke istana dengan hati sedih, mana kala dia kembali ke Pulau Sembilan intuk mencari anaknya, dia pun kembali tak menemukan Raja Donan yang menyamar menjadi gabus bersama Temenggung Bendahara dan Mak Inang Tanda Pengasuh. Sang Raja pun hidup dengan penyelasan selamanya.
Dari Hikayat di atas berikut ini adalah unsur intrinsik yang terdapat di dalamnya.
Unsur Intrinsik
Tema: Keistimewaan dan kepahlawanan seorang putera terhadap ayahnya.
Plot: Alur Maju
Latar:
Latar Tempat: Istana Raja Madong Bongsu , Gunung mandi angin , dan Pulau Sembilan
Latar Waktu: Pada Zaman pertembungan budaya hindu – islam
( bukti ada unsure kesaktian dan menghidupkan orang mati, doa Raja Donan yang dikabulkan )
Latar Suasana: Bahagia, menegangkan, menakutkan, menyedihkan.
Karakter:
Raja Donan: Pintar, baik hati dan berbakti.
Raja Mabang Nan Bongsu: mudah percaya pada orang lain dan tidak mempercayai puteranya sehingga membuatnya khilaf selamanya.
Temenggung Bendahara: Bijaksana dan baik hati.
Mak Inang Tanda Pengasih: Penuh kasih sayang.
Raja Mambang Nan Tujuh: Serakah dan penuh tipu muslihat
Artikel Lainnya:
- Kata Arkais – Pengertian, Makna, dilengkapi contohnya
- Majas Personifikasi – Pengertian, Gaya Bahasa, dan Contoh
- Teks Deskripsi – Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contoh