Contoh Karmina – Pengertian, Ciri ciri, Penjelasan Terlengkap
laelitm.com – Ada beberapa jenis Pantun. Salah satunya adalah pantun karmina yang merupakan jenis pantun dalam bahasa Indonesia. Pantun karmina hanya memiliki dua baris yang bersajak a-a , oleh karena itu jenis pantun ini disebut pantun singkat .Didalam baris pertama disebut sampioran sedangkan didalam baris kedua disebut isi pantun.
pada pantun karmina ini terdapat beberapa ciri ciri . Dalam baris pertama mengunakan ciri kalimat kiasan perumpamaan dengan suatu prilaku atau obyek lain kemudian baris kedua di perjelas yang di sebut sebagai isi pantun.
ciri dari baris kedua adalah memperjelas maksud dari pantun yang mudah dipahami. Jenis pantun karmina yang sangat dominan dipergunakan sebagai contoh kalimat kiasan dengan lebih sopan ketika menegur seseorang , namun disisi lain masih banyak orang yang belum memahami jika perumpamaan ini adalah pantun karmina
Beberapa contoh dari pantun Karmina :
- Dulu jantan sekarang ketupat “Dahulu preman sekarang uztad”.
- Kelapa diparut enak rasanya “Biar perutnya gendut baik hatinya”.
- Ikan gurame beli di pasar “Persoalan yang sepele jangan diumbar”.
- Tiada umat sepandai Nabi “ilmu sebelum mati”.
- Jalan jalan ke trotoar “ Walau kampungan tapi pintar”.
- Burung elang burung kutilang “Aku pulang membawa uang”.
- Tas hitam di atas meja “Saya cakep siapa yang punya”.
- Limau perut di tepi rawa “Sakit perut sebab tertawa”.
- Ikan kakap makan kepompong “Banyak cakap suka bohong”.
- Kamu bagendit jangan dicaci “Kakek genit digoda banci”.
- Air panas di dalam panic “Kurang pantas memuji diri”.
- Gandeng gendut senar kecapi “Kenyang perut senang hati”.
- Mangkuk tak retak, nasi tak dingin “Tuan tak hendak, kami tak ingin”.
- Kayu lurus dalam gudang “Kerbau kurus banyak tulang”.
- Kera dalam perahu “Pura pura tidak tahu”.
- Burung gelatik di pohon jati “Cantik itu yang baik hati”.
- Ayam jago terbang ke awan “Ayo kita menjadi lawan”.
- Ada udang di balik batu “Sudah dibilang jangan mengganggu”.
- Gelatik dalam rumah “Cantik itu yang ramah”.
- Gelatik mematuk polong “Cantik itu suka menolong”.
- Itik di pohon lada “Cantik itu berlapang dada”.
- Gelatik terbang ke awan “Cantik itu dermawan”.
- Ada jelaga di kereta “Mata terjaga hati tertata”.
- Buahnya ranum kulitnya luka “Bibir tersenyum banyak yang suka”.
- Tari bubuy bulan indah gerakannya “Tanda iman lapang dadanya”.
- Indah delman sunda kelapa “Tanda iman berbakti ke ibu bapak”.
- Indah taman makan tajin ”Tanda iman kerjanya rajin”.
- Indahnya taman waktu temaram “Tanda iman hidupnya tenteram”.
- Sejuknya teman alangkah Indahnya “Yang bermain ada akidahnya“.
- Mintalah obat pada kerabat “Ikutlah nasehat agar selamat“.
- Indahnya taman tumbuh jati “Tanda iman, tepati janji“.
- Indahnya taman duduk di papan “Tanda iman, lakunya sopan“.
- Buah ditata di atas meja “Hidup kita sementara saja“.
- Gabah itu bahan makanan “Ibadah itu menyejukkan“.
- Perahu layang tenggelam karam ”Dengan sembahyang hatimu tenteram“.
- Ikan toman dalam sulaman ”Ikuti pedoman agar hidupmu aman“.
- Talang betutu tempatnya pada ”Akhirat itu negeri abadi”.
- Kue apem di tangan penari “Hati adem wajahnya berseri“.
- Ayun ayunan sambil makan “Lantunan Quran menakjubkan“.
- Ke bogor dengan teruna “Sudah pintar parasnya arjuna“.
- Ke sebatik naik sampan “ Sudah simpatik tampan orangnya “.
- Dalam semak ujung bendul “ banyak lemak, Kerbau mandul “.
- Gula merah sedang di parut “Nafsu amarah jangan diturut“.
- Cempedak cempedak nangka belanda “Pikiran rusak digoda janda“.
- Candi badut rusak jalannya“ Orang gendut banyak makannya“.
- Dahulu parang sekarang besi“ Dahulu sayang sekarang benci“.
- Sudah gaharu cendana pula “Sudah tahu masih bertanya pula“.
- Ada udang di balik batu “Sudah kubilang jangan mengganggu“.
- Dahulu sedan sekarang mercy “Dahulu teman sekarang istri“.
- Lain dulang lain kakinya“ Lain orang lain hatinya“.
- Ke bilik ke dapur gulai pedas“ Itik bertelur ayam menetas“.
- Sebab pulut santan binasa “Sebab mulut badan binasa“.
- Ada udang ada garam “Ada orang banyak macam“.
- Pohon Kemiri burung dara “Hati hati kalau bicara“.
- Kucing garong dalam tong“ Jadi orang tahu diri dong“.
- Pohon ditebang banyak semutnya “Si abang banyak maunya“.
- Ada merpati berbulu bersih “Hati hati memilih kekasih“.
- Ada tong rusak besinya “Orang sombong susah hidupnya“.
- Tangkap ikan patah kailnya“ Kemunafikan besar dosanya“.
- Ada mata main banci “Rasa cinta jadi benci “.
- Cabe lombok buat melek mata “Hei cowok jangan main mata“.
- Nenek lansia mau kemana “Jadi manusia hendaknya berguna“.
- Tupai mati kucing menguburkan “Perasaan hati bukan untuk dimainkan“.
- Banyak orangnya di dunia “Harta dunia bukan segalanya“.
- Anak ayam tersesat dicari induknya “Orang sesat susah hidupnya“.
- Selat Malaka banyak dermaga“ Anak durhaka takkan masuk surge“.
- Sikap senohong gelama ikan duri“ Bercakap bohong lama lama mencuri“.
- Tabkibau si puyuh malang “Hilang pisau berganti parang“.
- Panan adalah senjata mati “Qonaah adalah kekayaan sejati“.
- Di pepohonan meminum suji “Keberanian adalah akhlak terpuji“.
- Buah nangka bentuknya bulat “Sudah tua bangka belum ingat akhirat“.
- Parfum arab harum baunya “Baca Al Quran paham maknanya“.
- Siapkanlah bekal menjelang “wafat Dengan sebarkan ilmu yang bermanfaat“.
- Tebu gula manis dan padat “ Perut kenyang ajaran dapat“.
- Obor itu untuk dinyalakan“ Sabar itu tak terkalahkan“.
- Bunga ditata diatas meja “Hidup kita sementara saja“.
- Sudah tupai jelatik tupai pula “Sudah pandai cantik pula“.
- Botol galon gede tutupnya “Anak perawan gede kentutnya“.
- Kata dulang kayu serpih “Kata orang ia yang lebih“.
- Daun pandan sedap di masakan “Badan kecil pasti sedikit makan“.
Pantun ini juga menggunakan sebuah kata- kata kiasan pada baris pertamanya biasanya memiliki kata kata perumpamaan dan di sambung pada baris kedua di perjelas oleh isi,Ketika membaca baris keduanya secara jelas anda bisa memahami maksud dari pantun tersebut.
Kata yang bias langsung dipahami yaitu pada baris kedua dan pada baris pertama merupakan kata perumpamaan yang menggambarkan prilaku pada suatu objek yang kemudian di perjelas pada baris kedua. Nah mempelajari pantun kelasik seperti pantun karmina diatas sangat menarik bukan ? akan kita tambah lagi jenis pantun lainnya dikesempatan berikutnya.
Artikel Lainnya :
- Kalimat Imperatif – Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Contohnya
- Pantun Agama, Pengertian dan Berikut Beberapa contohnya
- Pengertian Konjungsi Kronologis beserta Jenis dan Contohnya