Nama Nama Walisongo – Silsilah, Kisah, Metode Dakwah, Dan Letak Makamnya

Posted on

Nama Nama Walisongo – Silsilah, Kisah, Metode Dakwah, Dan Letak Makamnya

Laelitm.com – Pasti sahabat belajar penasaran bagaimana sih prosesnya agama islam bisa datang ke Indonesia? nah, dari pada penasaran mending baca artikel ini deh, dijamin sahabat belajar gak akan bingung lagi. Selamat belajar!

Penyebab masuknya agama islam di Indonesia karena adanya sejumlah wali yang dikenal dengan sebutan walisongo. Walisongo menyebarkan agama islam khususnya di pulau jawa.

Pada zaman walisongo inilah berakhirnya budaya dominasi Hindu Budha dan digantikan dengan kebudayaan islam.

Berikut ini akan kami jelaskan mengenai nama nama walisongo , silsilah, kisah, motede dakwah, serta letak makamnya.

Nama Nama Walisongo : Silsilah, Kisah, Metode Dakwah, Dan Letak Makamnya

  1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Maulana Malik Ibrahim merupakan orang pertama yang menyebarkan agama islam dipulau jawa. Daerah yang pertama kali ditujunya adalah Sembalo, yang sekarang dikenal dengan nama Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Pada tahun 801 H/1329M beliau menjalankan misi dakwahnya. Beliau seorang pedagang dan seorang tabib yang sangat ramah tamah. Karena itu , seketika banyak masyarakat yang ingin mengenal agama islam.

Maulana Malik Ibrahim membangun sebuah pondokan sebagai tempat belajar ngaji yang terdapat pada daerah Leran. Setelah selesai pembangunannya tahun 1419 beliau wafat dan dimakamkan di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

  1. Sunan Ampel ( Raden Rahmat)

Sunan Ampel dilahirkan di Champa tahun 1401 M. Beliau merupakan putra dari Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan putri Dewi Condro Wulan. Beliau mempunyai istri bernama Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila.

Dakwah Sunan Ampel yang dikenalkan pada masyarakat dikenal dengan sebutan Moh Limo. Moh Limo itu adalah Moh Mabok (tidak mau minum minuman keras), Moh Main (tidak mau judi), Moh Madon (tidak mau zina), Moh Madat (tidak mau mencuri), Moh Maling (tidak mau mencuri).

Pada tahun 1479 M beliau mendirikan masjid Agung Demak dan dakwahnya di Kota Demak diteruskan oleh Raden Zaenal Abidin (Sunan Demak).

Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 di Kota Demak dan wafatnya terdapat di Masjid Ampel Surabaya.

  1. Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465. Cara dakwah beliau dengan menggunakan sebuah kesenian seperti, paweyangan, suluk serta tembang tamsil dengan lantunan yang didalamnya mengandung nilai-nilai keislaman dengan dipadukan alat music tradisional seperti, bonang.

Dengan tujuan, agar dapat menarik hati masyarakat. Ternyata, menggunakan cara ini sangatlah berhasil, kemudian banyak masyarakat yang ingin mengenal islam dengan tanpa paksaan.

Sunan Bonang mempunyai tembang yang dikenal dengan Tombo Ati. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 dan makamnya terdapat di Madura.

  1. Sunan Drajat (Syarifuddin atau Raden Qasim)

Sunan Drajat merupakan putra bungsu Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Sunan Drajat sangat dikenal dengan kecerdasannya. Beliau menyebarkan agama islam di daerah Lamongan. Dan Sunan Bonanglah yang membantu untuk meminta izin kepada Sultan Demak untuk menempati wilayahnya. Sultan Demak pun mengizinkannya dan memberikan tanahnya pada tahun 1486 H.

Sunan Drajat berdakwah dengan menggunakan ajaran luhur dan tradisional lokal. Cara Sunan Drajat menyebarkan agama islam dengan memberikan perhatian penuh terhadap masyarakat kemudian beliau memberikan pemahaman tentang ajaran keislaman.

Beliau wafat tahun 1522 M dan makamnya terletak di perbukitan Drajat, Paciran, Lamongan.

  1. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)

Sunan Kudus adalah seorang senopati hebat dari kerajaan Demak. Tetapi, kemudian beliau meninggalkan Demak karena ingin mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menyebarluaskan ajaran islam.

Sunan Kudus berguru pada Sunan Kalijaga sehingga, dakwahnya hampir menyerupai Sunan Kalijaga. Beliau dalam dakwahnya menekankan budaya kearifan lokal dengan menghormati

budaya masyarakat setempat. Dan cara beliau berdakwah dengan menekankan pada toleransi agama .

Sunan kudus wafat tahun 1550, saat beliau menjadi imam sholat shubuh di Masjid Menara Kudus dan kemudian dimakamkan di sekitar Masjid Menara Kudus.

  1. Sunan Giri (Syeikh Maulana Ishaq)

Sunan Giri salah satu putra dari Mulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Sunan Giri lahir di Blambangan, Jawa Timur pada tahun 1442 . Namun, Sunan Giri masa kecilnya dianggap sebagai anak kutukan oleh ayahnya Dewi Sekardadu, kemudian ia dipaksa oleh ayahnya untuk dihanyutkan ke laut. Beliau sempat diberi nama Joko Samudro oleh ibu angkatnya. Sunan Giri belajar agama dengan Sunan Ampel. Kemudian oleh sang guru diubah namanya menjadi Syeikh Maulana Ishaq sesuai dengan nama ayahnya.

Cara dakwah beliau dengan menciptakan sebuah unsur lagu dan permainan seperti, Jelungan, dan Cublak Suweng yang didalamnya terdapat unsur-unsur keislaman. Di usia 63 tahun beliau wafat pada malam Jum’at 24 Rabiul Awal tahun 913 Hijriah atau 1506 Masehi.

  1. Sunan Kalijaga

Sunan kalijaga memiliki nama asli Raden Said. Beliau seorang yang sangat peduli terhadap rakyat miskin. Karena itu, beliau mencuri hasil bumi dari gudang ayahnya untuk diberikan ke rakyat miskin.

Sunan Kalijaga dakwahnya menggunakan cara kesenian dan kebudayaan seperti, seni ukir, gamelan. Lagu yang diciptakannya adalah Lir Ilir dan Gundul Pacul. Beliau wafat tahun 1550 di kota Demak.

  1. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria menyebarkan agama islam disekitar gunung muria. Dan cara dakwahnya hampir sama dengan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga.

Sunan muria metode dakwahnya dengan kesenian seperti wayang, dan menciptakan beberapa tembang. Masyarakat terkadang memanggilnya Sunan yang suka berdakwah topo ngeli, yaitu dapat menghanyutkan diri dalam masyarakat.

Sunan Muria wafat tahun 1551 M dan dimakamkan di Kudus di area Masjid Muria.

  1. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Sunan Gunung Jati keturunan dari Nyai Rara Santang. Beliau pusat dakwahnya di Cirebon. Sunan kalijaga berhasil menjadikan Cirebon sebagai pusat mengembangkan kekuasaanya serta penyebaran ajaran islam. Dakwah beliau seperti Timur Tengah yang lugas dan membantu masyarakat dalam membangun infrakstruktur.

Beliau wafat tanggal 26 Rayagung tahun 891 dan dimakamkan di Bukit Gunung Jati.

 

Nah, itulah penjelasan mengenai walisongo semoga artikel ini bisa membantu sahabat belajar semuanya! Selamat jumpa lagi.

Artikel Lainnya :