Tanda Baca – Pengertian, Fungsi, Contoh Paragraf Menggunakan Tanda Baca
Laelitm.com – Suatu kalimat dikatakan tidak sempurna dan akan sulit dibaca jika tidak dilengkapi dengan ‘lambang’ kebahasaan. Lambang kebahasaan memiliki bentuk serta fungsi yang berbeda satu dengan lainnya. Maka dari itu, beberapa lambang kebahasaan atau yang banyak kita kenal sebagai tanda baca menjadi sesuatu yang wajib untuk dipelajari.
Karena hal inilah, di dalam artikel kali ini, kami akan membahas secara lengkap mengenai tanda baca itu sendiri untuk Sahabat Belajar. Dari mulai pengertian, fungsi, hingga contohnya akan kami ulaskan secara lengkap untuk Sahabat Belajar. Dan secara lebih detailnya, ayo simak ulasan di bawah ini!
Pengertian Tanda Baca
Tanda baca yaitu simbol atau lambang yang berfungsi untuk dapat menunjukkan struktur dan tata kata suatu tulisan, mengatur intonasi, serta memberikan jeda pada kalimat. Lambang kebahasaan tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata, dan frasa pada suatu bahasa. Aturan tanda baca juga tidak sama antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus mengalami perkembangan.
Fungsi Tanda Baca
Selain itu, adanya lambang kebahasaan juga memiliki fungsi dan manfaat tersendiri. Berikut ini adalah fungsi lambang kebahasaan dalam sebuah kalimat atau paragraf :
- Mengatur jeda ketika seseorang sedang membaca sebuah kalimat.
- Mengatur intonasi ketika seseorang membaca sebuah kalimat.
- Menegaskan bentuk kalimat (misalnya seperti kalimat tanya, perintah, atau lainnya)
- Untuk menunjukkan struktur dan tata kata suatu tulisan.
Jenis Tanda Baca dan Contoh Paragraf Sesuai Penggunaannya
Bentuk tanda baca sangat beragam, tanda baca juga bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yang di setiap tanda baca pasti memiliki fungsi dan penggunaannya masing-masing. Di bawah ini adalah beberapa jenis tanda baca itu bersama dengan aturan penulisannya.
Tanda Titik (.)
- Tanda titik diletakan di akhir kalimat yang bukan seruan atau pertanyaan.
- Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf yang berada di dalam suatu bagan, daftar, dan rangkuman.
- Tanda titik digunakan sebagai pemisah angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
- Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, serta judul tulisan yang tidak disudahi dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
- Tanda titik juga dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh :
– Aku mengunjungi rumah sahabatku di Surabaya.
– 2. Harus patuh dengan aturan yang ada.
– 3.1 Penutup Karangan
– Kecelakaan itu terjadi pada pukul 4.45.13 ( pukul 4 lewat 45 menit 13 detik)
– Paula, Mentari. 1923. Penuh Neraka. Weltevreden: Balai Poestaka.
– Bencana itu memakan korban hingga 2.139 jiwa.
Tanda koma (,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur suatu rincian atau pembilangan.
- Tanda koma dipakai sebagai pemisah kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata tetapi, dan melainkan.
- Tanda koma dipakai sebagai pemisah anak kalimat dari induk kalimat, bila anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
- Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang ada pada awal kalimat. Termasuk juga di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, dan lain-lain.
- Tanda koma menjadi pemisah kata seperti oh, ya, wah, aduh, kasihan, dan lain sebagainya dari kata lain yang terdapat pada kalimat.
- Tanda koma menjadi pemisah cuplikan secara langsung dari bagian lainnya dari kalimat.
Contoh :
– Penjual itu menjajarkan dagangan baju, celana, gamis, dan hijab.
– Dia tidak mencintaiku, melainkan mencintaimu.
– Sangat sibuk, pekerjaanku setiap Hari Senin.
– “… Jadi, kamu pergi bersamanya kemarin?”
– Aduh, kamu jatuh lagi?
– “Aku mencintaimu,” ucap Bambang tulus.
Tanda Titik Koma (;)
- Pemisah beberapa bagian kalimat yang sejenis dan setara.
- Menjadi pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang sama dengan di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
– Aku membersihkan meja ; Rina membersihkan lantai ; Roni membersihkan jendela.
– Malam semakin pekat ; Andi belum pulang juga.
Tanda Titik Dua (:)
- Dipakai sesudah suatu pernyataan lengkap dibarengi serangkaian atau pemerian.
- Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang membutuhkan pemerian.
- Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan aktor dalam pembicaraan.
- Dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara surah serta ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, dan (iv) nama kota serta penerbit buku referensi dalam karangan.
Contoh :
– Akan ada dua pilihan : menang atau kalah.
– Bendahara : Riri Mega Utami
– Ara : (menyuapkan sesendok bubur kepada Baba) “Cepat sembuhlah, Ba!”
– (i) Surah An-Naas: 2
Tanda Hubung (-)
- Menyambung suku-suku pada kata dasar yang letaknya terpisah karena pergantian baris.
- Digunakan sebagai menyambung unsur kata ulangan.
- Merangkai huruf pada kata yang dieja satu-satu.
- Dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
– Dia selalu mengajakku jalan-jalan bersama.
– Ibu-ibu, bapak-bapak
– I-n-d-o-n-e-s-i-a
– Di-blocking
Tanda Pisahlah (–)
- Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan keterangan di luar kalimat.
- Menegaskan adanya keterangan oposisi atau info yang lainnya hingga kalimat jadi lebih jelas.
- Digunakan di antara dua bilangan atau kata dengan makna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh :
– Tanggal 10 – 13 Januari 2019
Tanda Elipsis (…)
- Digunakan untuk kalimat yang terputus-putus.
- Menunjukkan jika pada suatu kalimat atau naskah ada bagian yang di hilangkan.
Contoh :
– Kecuali… dia bisa merelakan masa lalunya.
Tanda Bertanya (?)
Dipakai di akhir kalimat tanya dan juga di dalam kurung untuk mengatakan bagian kalimat yang diragukan kebenarannya.
Contoh :
– Di mana kamu tinggal?
– Uang senilai 50 juta hilang (?)
Tanda Seru (!)
Dipakai pada akhir kalimat perintah, di akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, maupun rasa emosi yang kuat.
Contoh :
– Buka jendela itu sekarang!
Tanda Kurung ((…))
- Mengapit tambahan informasi ataupun penjelasan.
- Mengapit informasi atau keterangan yang bukan bagian integral pokok percakapan.
- Mengapit huruf atau kata yang keberadaannya dapat dihilangkan.
Contoh :
– PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) memberikan bantuan ke negara yang sedang mengalami perang.
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
- Untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lainnya.
- Untuk mengapit makna atau terjemahan kata atau ungkapan asing.
Contoh :
– ‘Drtt, drtt, drtt’ ponselnya bergetar sejak tadi, tetapi dia bersikeras untuk tidak mengangkatnya.
– Handsome bermakna ‘tampan’.
Tanda Petik (“…”)
- Mengapit petikan langsung yang berasal dari percakapan, skenario, naskah, atau bahan tertulis lain.
- Dipakai untuk mengapit syair, karangan, atau bab buku apabila digunakan dalam kalimat.
- Mengapit arti ilmiah yang kurang diketahui maknanya.
Contoh :
– “Aku harus pergi ke rumah sakit!” kata Bambang.
– Ketika mendengar nama “seafood”, aku langsung teringat makanan laut seperti ikan, udang, kerang, dan kepiting.
Tanda Garis Miring (/)
- Dipakai dalam penomoran kode surat atau nomor alamat.
- Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata ‘atau’ serta ‘tiap’.
Contoh :
– Kecepatan mengendarai motor di jalanan itu tidak boleh lebih dari 60 Km/jam.
Demikian Sahabat Belajar, penjelasan lengkap mengenai tanda baca atau lambang kebahasaan. Pada intinya, semua simbol yang biasa disebut sebagai tanda baca ini, memiliki fungsi, peran, dan aturan penulisannya masing-masing. Sekian dari kami, semoga artikel ini bermanfaat, dan terima kasih.
Artikel Lainnya :
- Macam – Macam Majas – Penjelasan, beserta Contoh Lengkapnya
- Sudut Pandang – Pengertian, Jenis-jenis, Lengkap dengan Contohnya
- Fase Bulan – Penjelasan Lengkapnya